Tuesday, 19 July 2011

sorry, this post is in indonesian :)

WARNING: THIS ONE IS A LONG POST, AND YOU BETTER.. ah sudahlah, blog gue juga
anyway, gue membuat post ini sepenuh hati-jiwa-raga-dan-cinta *apasih*
oya, yang berhak ge-er cuma satu orang. sori hati gue kecil cuma muat satu cowok doang :)

aku ingin menceritakanmu sesuatu,


tentang kekaguman diam-diam, perasaan yang disembunyikan, sampai sempurnanya kepura-puraan.
tentang harapan, yang digantungkan sembunyi-sembunyi
tertawa geli membayangkannya jadi kenyataan.


tentang sentakan, disusul senyum beku yang terukir
dan air mata yang jatuh, menyadari aku sudah melangkah terlalu jauh
sementara aku tidak diperlukan lagi di perjalanan itu


dapatkah kau mendengar seruan bisuku?
saat malam luruh ke bumi dan bebukitan menghitam di kejauhan
tinggal bintang harapan yang berpendar temaram dalam genggaman


pernahkah kau rasakan panggilan serakku?
ketika ku hanya bisa mengasihi aksara demi aksara dengan rindu-redam yang kupelajari diam-diam
lalu menelan keheningan atas mimpi-mimpi yang berjatuhan dan berserak


adakah kau tersentuh senandung serpihan hatiku?
yang mengantarkan merpati menyongsong ufuk sang matahari
dan rintik hujan Februari jadikan jarakmu hanya sejangkauan


sudahkah kukatakan padamu, wahai perampok kecil?
kembalikan hatiku.
22-12-09


dan waktu yang sangat mencintai ironi itu,
mengejarmu dengan rodanya, siap menggilas
maka tiba-tiba kau berada di posisi yang sangat kubenci itu, kebimbangan itu
tidak sayang, siapapun tidak mau menjadi pilihan



apa yang akan kau lakukan jika kau temukan batas langit?
dimana gemintang berpijar akan membeku, dan hatimu yang bersalju justru akan meleleh
dan kau tersadarkan


selalu ada dua sisi yang berbeda, selalu ada dua pilihan yang menyesatkan atau membebaskan
ada sentuhan yang melengkapi, dan ada jarak yang menjauhkan


hingga kau mengerti
bahwa, satu cerita menggenapimu, tapi dua malah akan membunuhmu
bulan yang menanti papasannya dengan matahari yang dipujanya meski hanya beberapa detik
dan bulan yang begitu mencintai bumi, hangatkan malam dengan pelukan sinarnya
tapi bila mereka bertemu, gerhanalah yang terjadi


kau ada di persimpangan, satu jalan menuju gurun, satu menuju kutub, berjalanlah lurus dan temukan hutan musim semimu.
28-03-10


sejenak kupikir hidupku sudah mereda,
badai sudah pergi, bahkan riak kecilpun tiada
aku ada di jalanan diam yang kuimpikan, namun semakin lama aku tertelan dalam kebosanan

lalu waktu yang tidak mengenal belas kasihan itu,
kembali menghantui dengan sahabat barunya,
jarak.
mereka berlarian, membatasi, membelenggu, namun kadang juga mengeratkan.

kita kelimpungan.
mencoba bertumpu pada apapun, sementara bisikan itu tetap berkeras mengesalkan,
"yang harus kalian lakukan hanyalah berpegangan tangan."

maaf sayang, lagi-lagi yang kulakukan hanyalah memperumit situasi
aku bertahan, mati-matian, untuk tetap mempertahankan kita di lembar yang sama
meskipun kau bersikeras menuju halaman selanjutnya
kau menatapku putus asa, tak paham.
sama, aku membisikkan, aku juga sama bingungnya

maka inilah kita, menentang senja di ujung detik yang lelah
saksikan pagi siang meredup berganti malam datang memeluk
lalu menonton drama bintang berpendar pas-pasan masih berusaha selimuti kota yang lebih gemerlap dengan lampu terang-indahnya
dan akhirnya pandangi kabut gelap lagi-lagi terenggut sinar pagi yang perkasa.

sedetik tetes embun menyapa pagi,
kita tersenyum. sama sama mengerti.

1 comments:

Zazuli said...

Well, ini masih tentang si perampok kecil itu ya? nah, siapa sekarang yg desperate... :D

*judulnya ga perlu segitunya juga kali ven (nyesal gue protes) -____-"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...