Tuesday 8 May 2012

you feed me, honey.

aku melirik jarum jam. empat puluh dua detik sebelum jam dua. sempurna.
sebentar lagi, biarkan, aku ingin membiarkanmu menikmati tidurmu sebentar lagi.




ah, itu dia, kamu menggeliat perlahan lalu mendengkur halus seperti kucing.
tanda kamu benar-benar nyaman.
tanda kehadiranku sudah dipersilahkan.


aku menyusup pelan pelan, menyibak rambut panjangmu yang masih dan selalu wangi bayi, tersenyum nakal, menemukan spot yang selalu aku cari.
membuka pintunya tanpa beban, sebelum akhirnya meringkuk nyaman disana.
siap dengan jarum dan benang di jemari, duduk tenang memintal mimpi.


nah, apa cerita hari ini?
bagaimana jika, kita mulai dengan pertemuan pertama kita?
ketika aku menubrukmu keras karena kehilangan keseimbangan, lalu kau berbalik.
haha andai saja kau bisa melihat perubahan ekspresimu dari kesal hingga terpana.
sepertinya aku memang seganteng itu ya?
ah ini keterlaluan, otakmu sudah bekerja terlalu keras hingga kau bahkan pelan-pelan melupakan detail wajahku.
tenang sayang, tidak akan kubiarkan.


bagaimana jika cerita lampu mati itu? ketika petir menyambar dan kau tersentak lalu spontan memelukku?
yak, begitu. bagus. peluk gulingmu erat-erat, kita sedang melakukan reka ulang peristiwa.
berlanjut ke scene dimana aku membawamu ke loteng, dan terpana melihat jutaan bintang malam itu.
pemandangan yang hanya bisa dinikmati sesekali kan? kebetulan saja terjadi pemadaman tak terduga sehingga malam itu benar-benar gelap gulita.
hanya ada kita. dan kamu cantik sekali malam itu.


apalagi?
ah kau tau? aku cuma lelaki biasa yang mudah bosan, jadi ayo kita ganti topik ke dua ratus lima puluh enam hari sesudah itu.
bagaimana kamu bisa lupa?
kamu datang ke kantorku seperti biasa.
membawakan makan malam karena aku lembur, seperti biasa. cukup istimewa sebenarnya, fetucinni favoritku. plus, buatanmu sendiri pula.
kamu berpapasan dengan satpam kantor seperti biasa, yang entah kenapa malam itu berbasa-basi lebih lama. terlalu lama bahkan, seakan ia enggan membiarkanmu segera bertemu aku. pria yang kamu cintai mati-matian.
ah sayangku, kamu begitu baik. dengan sopan kamu mengakhiri pembicaraan. demi fetucinni yang masih hangat, demi aku, tentu saja.
kamu melewati meja sekretarisku. keningmu sedikit berkerut menemukan tas Alexander McQueen merah bertengger disana, juga sebuah blazer abu-abu. tanpa pemiliknya. pada saat itu kamu tidak sebodoh biasanya, dan curiga.


lima langkah sesudah itu, dan saat itulah.
pemandangan paling menjijikkan yang tidak akan pernah kau lupakan,
setidaknya, tidak akan kubiarkan.


ah lihat, kau terbangun.
lagi, dengan nafas terengah yang sama, air mata yang sama.
rasa frustrasi yang sama.


seperti biasa, tanganmu gemetar mengambil termos air dingin yang selama sebulan terakhir selalu menemanimu. meneguknya, dan mengusap sebagian ke mukamu yang berlelehan air mata.
sayang sekali kau sudah membuang mug kembar kita, akan lebih dramatis kan?


matamu menatap nanar,
duh sayang, kamu memang sepantasnya menangis.
salah siapa kamu begitu membosankan? begitu.. tak tersentuh? aku laki-laki, aku butuh.
ah ya, kamu juga boleh seterusnya membenci warna merah. warna Rosa. warna jalang katamu. lalu kenapa? Men love bitches, bitch.


yak tepat sekali, jambak rambutmu.
benar, kamu seratus persen benar. aku memang sengaja malam itu.
aku kan, tidak sebodoh kamu. semua yang terjadi malam itu memang murni rencanaku.


ya, memang kamu sudah membuang teddy bear pemberianku, juga merobek kolase foto-foto kita yang tadinya menempel manis di sudut.
dan sudah dua puluh tujuh hari berlalu sejak aku menatapmu dingin di restoran itu, restoran kita. ugh, aku benci restoran itu. pelayannya selalu menatapku aneh setiap aku membawa Rosa kesana. benar benar tidak sopan.
ah apa? ya, aku memang sudah menjalin hubungan itu sejak lama.


sudah enam ratus empat puluh delapan jam sejak aku melepaskan cincin, yang kebetulan juga sudah kau bakar.
ya, sudah begitu lama kamu mencoba lupa.
tapi aku tetap ada.


aku masih hidup.


kamulah yang tetap akan memberiku makan,
lewat kenangan yang kupastikan muncul sekali dua kali, menghajar tembok pertahananmu hingga kau hanya terdiam kelu
kamulah yang menjagaku agar tetap sehat,
lewat lagu-lagu yang dengan kurang ajarnya tak sengaja terputar, lewat berkas-berkas yang masih belum terbakar.


coba tebak?
kamu tidak akan pernah bisa membunuh patah hati.
selama kamu masih menikmati rasa sakitnya,
selama kamu masih diam-diam menyimpan rasa senang karena bisa mencicipi memori usang,
selama kamu masih menolak untuk berpindah ke halaman berikutnya.
selama kamu masih membenciku, energi dan emosimu akan menjagaku tetap hidup.


di otakmu, di balik kulitmu, menyesakkan rongga dada, mencakar-cakar dinding perutmu jika kita berpapasan atau kau tidak sengaja menemukan namaku muncul di layar komputer.
my, you're so pathetic. i love that.


eh, apa yang aku lewatkan?
maaf-maaf aku terlalu sibuk tertawa.


"Halo? Yudha? Uh.. kita nggak bisa kayak gini, oke? Look, you still owe me a chance. What we had was.. something. Aku, aku nggak bisa terima kalo endingnya begini. Denger, aku udah maafin kamu. Dan.. Kita bisa ulang semua dari awal. Kamu bisa kan bedain mana relationship yang permanen dan sementara? Aku.. Apa? ..NGAPAIN LO ADA DISANA? Ros, lo itu emang nggak tau malu ya? Adek macam apa sih lo? Gue tuh.. Halo? HALO? Anjing!"


aku tersenyum lebar.
sepertinya, aku akan hidup untuk waktu yang sangat sangat lama.

5 comments:

dhilooo said...

Jadi, pasangannya itu selingkuh ma adeknya sendiri yak?
huwaaa... ceritanya berat banget >.< hahhahaa...
Tapi kereeennnn....
Salut buat tulisannya :3

Mochammad Nasrulloh said...

kereeen. cuman puanjanggg
keuk keuk keuk. tapi suka suka suak saya dengan nih tulisan :D

RIRIZ said...

oh men.. selingkuh sama adik pacarnya? :O

aku suka sama gaya tulisan kamu Ven :)

Outbound di malang said...

salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !

Outbound di malang said...

salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...