Thursday 19 May 2011

random random random

gimana sih rasanya nemuin temen deketmu dulu waktu masih kecil dan dulu kamu kagumin karena cerdas, cakep dan berwawasan luas, jago main drum-gitar, santun..
sekarang rokokan, minum, alay pula? :|

gimana sih rasanya figure out kalo kakak kelas yang kamu kagumin banget karena dewasa, appearance nya pake kerudung rapet jauh lebih rapi dari kamu dan bisa bikin kalimat kalimat keren soal islam..
tiba-tiba kamu temuin udh lepas (atau memang dari dulu nggakpernah 100% pake) dan show-off banget nampilin pacarannya?

gimana sih rasanya ngetahuin temen lama kamu yang dulu begitu pendiam dan bahkan pernah membuat kamu bertekad bakal jadi kayak dia *sedikiiit saja* lebih cewek, lebih rapi, lebih santun..
dan kamu menerima informasi yang disampaikan dengan sinis, "loh kamu nggaktau? dia kan hamil."


gimana sih rasanya nemuin seleb ganteng banget dan peduli lingkungan..
ternyata gaaaay? *oke yang ini gapenting

baru saja mengalami hal itu, dan seketika disergap ketakutan yang luar biasa.
gimana dengan saya?
apa juga berubah? lebih baik atau lebih buruk?
apa tanggapan orang lain tentang saya?

atau jangan jangan saya juga seperti cowok itu?
mungkin dulu saya lebih tidak se ekspresif sekarang, mungkin nun jauh disana ada yang menganggap saya norak atau sok gaul atau apa

atau saya seperti mbak itu?
mungkin dulu ada yang menganggap saya alim dan tiba tiba kecewa karena ternyata saya tidak seislami dan sebaik yang mereka kira itu? bagaimana?

ketakutan yang lain adalah,
gimana sama orang-orang yang ada di kehidupan saya sekarang?
apa mereka bakal berubah juga? jika ya, sedrastis apa?
dan.. bisakah saya menerimanya, dan tetap menyayangi mereka seperti biasa?

atau jangan-jangan mereka bukan berubah, tapi itu memang keadaan yang sebenarnya, saya saja yang tidak pernah melihat dengan mata terbuka.

ada quote yang berbunyi kira kira: "if someone says that you've changed, it means you just simply dont live your life like they want anymore."
dan saya harus mengakui dengan berat hati, mungkin iya.
lalu kenapa kalau teman lama saya itu alay?
mungkin itu yang disebut gaul di sekolahnya.
lalu kenapa kalau kakak kelas itu ternyata tidak seperti yang saya pikirkan?
saya kan nggak tau apa-apa.
juga soal teman saya yang (entah jadi atau tidak) seorang calon ibu itu..
punya hak apa saya men-judge dia?

tapi separuh hati saya masih berkeras, saya boleh kan sedikit kecewa?
atau tetap tidak?

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...