Monday 9 April 2012

Cinta, Tuhan, Hidup dan Sampah

The best things in world will never be definable. Cinta dan Tuhan misalnya. Mengutip kata Dewi Lestari,
Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tak berjodoh dengan segala jawaban.

Atau hidup. Ah, ini topik favorit saya.

Saya bisa saja mengatakan bahwa tidak ada sperma yang terpilih dan terseleksi lalu menjadi percuma. Tidak. Kamu tidak diciptakan sia-sia, kamu diciptakan untuk menjadi sesuatu. Kamu berharga, bukan sekedar satu dari enam milyar jiwa. Dan Tuhan, begitu cintanya padamu. Dia memastikan jantungmu tetap berdetak.. sementara kamu? Siapa sih kamu? Kamu bahkan lebih kecil dari debu antariksa, siapapun bisa meninggal setiap harinya, kenapa bukan kamu? Kenapa sesudah kamu berbuat dosa, atau sesuatu yang mengesalkan Tuhan, Ia tidak langsung mencabut nikmatNya yang dititipkan padamu? Atau sekalian saja, nyawamu?
Lalu perlahan, kamu bisa saja akan makin bersyukur. Lalu perlahan kamu mungkin merasa terinspirasi dan berterima kasih. Dan cepat atau lambat, terbentuk di benakmu bahwa saya adalah seseorang yang baik dan positif.

Lalu bagaimana ketika saya mengatakan bahwa Tuhan kita adalah penulis di sebuah buku cerita bernama realita. Dia akan mengatur setiap jengkal langkah dan setiap huruf yang keluar dari mulut maupun tangan kita. Dia akan menetapkan dengan cermat seluruh sebab dan akibat, memberikan peran tanpa berdiskusi, si A akan menjadi tokoh antagonis, si B adalah si tertindas, dan si C adalah sang pahlawan. Pada tanggal ini, jam ini, di tempat ini, kamu akan tergoda Iblis dan melakukan perbuatan yang tak termaafkan, lalu sepuluh hari kemudian kamu akan meninggal tanpa sempat bertaubat, dan kamu akan masuk neraka.
Seems.. Unfair? Lah, mau protes sama siapa? Orang kita cuma ciptaan, buatan, harus tunduk sama Bos dari segala Bos dong.
Sampai di poin ini, alismu akan mulai berkerut, kamu mulai berpikir dua kali untuk berkunjung lagi di blog ini, dan jelas, citra positif itu pudar sama sekali.

Saya, atau siapapun juga, cuma bisa berteori. Bisa, bahkan bukan berarti berhak.
Hidup cuma bisa dijalani sebaik-baiknya dengan terus melihat ke depan.
Dan dimengerti sebaik-baiknya dengan sesekali melihat ke belakang.
Kamu adalah pencipta definisimu sendiri. Kamu berhak memasukkan kata sifat 'Tidak Adil', 'Menyebalkan', 'Ironis', 'Penuh Kejutan', bahkan 'Sempurna'.
Kamu juga yang akan memilih sikap apa yang akan kamu pakai untuk menghadapinya. Keras dan ambisius? Tegar dan menomorduakan perasaan? Menganalisa setiap tindakan? Menikmati setiap jengkal hidup -lagi, definisikan sendiri soal ini- atau mengalir seperti air?

Kamu boleh memilih menjadi orang yang sepenuhnya baik, sepenuhnya jahat, setengah-setengah, atau menentukan sifatmu sesuai dengan apa yang kamu hadapi. Dan kamu bisa memilih. Tidak ada orang yang terlahir dengan hati kapas atau batu. Semua soal proses dan penerimaan.

Ah ya, jika saya boleh memberi sedikit saran, -saran yang sudah jelas tidak saya lakukan tapi tetap saya rekomendasikan. 
Minimalkan menceritakan sesuatu pada orang lain, apalagi berulang-ulang.
Terutama masalah, bahasa saya: sampah.
Jika sampah itu ternyata ringan, orang akan menganggapmu lemah. Lebay, bahkan.
Jika sampah itu ternyata berat, orang akan menganggapmu mencari perhatian.
Lebih parah, mensyukuri hal itu.

Bahkan menceritakan kebahagiaan? Wah, ada ribuan pencemburu di luar sana kawan. Dan kalaupun ada pendengarnya, percayalah, mereka cepat bosan.

Saya termasuk seseorang yang sering menyampah, padahal saya tau saya lebih dari mampu untuk mendaur ulangnya terlebih dulu. I'm working on that now, actually. Karena saya bercerita way way too much.
Tapi mungkin, dengan mengenal saya, kamu bisa sedikit lebih bersyukur? Mungkin kamu nggak selebay saya, atau kamu bukanlah attention-whore kurang kerjaan yang menulis hal semacam ini di internet, atau kamu merasa tidak semenyedihkan saya, atau entahlah, sedikit banyak ada yang bisa dipelajari dari spesies ini?

Last, I want you guys to know that,
Everybody is struggling.
Semua orang berjuang.
Semua orang bertahan hidup.
Semua orang mempunyai perang yang harus, atau ingin, mereka menangkan.

Entah hal ini patut disadari, disyukuri, atau hanya pengingat bahwa kamu nggak sendiri.
KAMU adalah yang mendefinisi, memilih, menjalani, dan menentukan apapun yang ada di hidupmu.

Good luck with yours, wish me luck with mine.

1 comments:

outbound malang said...

kunjungan gan .,.
bagi" motivasi .,.
sikap yang positif tidak akan berguna tanpa di sertai dengan tindakan yang positif.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...