Wednesday 4 May 2011

seorang tukang puisi yang sempat mati suri

i'm a poet. and proud of it.
lots of people know about it anyway, tho most of them said i dont look like one hahaha.
well, maybe you think that poetries are boring, old-fashioned, and people who like it may only be divided into two categories: freakin weird or hopeless romantic.
but it's actually not.
you still can be honest in writing poems, feel free to pour your feelings, express your anger, sadness, passion whatever. as long as you're inspired.

it's true, based on my experiences, when you're not inspired all you can do is staring at that blank paper (or page) and doin nothing. write something, then erase. it will always feel wrong, corny, too plain or too much.
actually you still can refresh your mind, remembering your memories. the happy one, hurtful one, maybe some unforgettable moments, or.. simply just a person.

oke, ganti bahasa :)) *bodo ah blog blog gue juga

sederhana aja, ternyata gue jauh lebih bisa nulis waktu perasaan gue lagi dark. atau keadaan gue lagi ancur abis. serius, itu bisa ngehasilin puisi yang bernyawa, bahkan bisa bikin orang nangis. kedua, gue justru lebih gampang bikin puisi tentang perasaan orang lain dibanding perasaan gue sendiri. jadi selama ini tuh banyak orang request puisi, which otomatis mereka akhirnya curhat ke gue haha itung itung bisa jadi pendengar dan mungkin ngasi advis kalo bisa :) misalnya puisinya Andra buat Amara (semoga diterima di sisi-Nya, amiin)

Di ujung langit tak bertuan
Hanya tersisa layang-layang biru dan semburat senja
Yang ingin bercerita tentang kita
Tentang nyanyian perpisahan tanpa air mata
Tentang cinta yang tak akan terlupa

Ternyata memang cuma dia
Turun bagai dewi, beri hidup padaku
Menitip seluruh asa dan citanya padaku
Dan akhirnya berlari pergi dan tak kembali

Cuma dia yang bisa begitu
Menari iringi langkahku
Menganugerahiku begitu banyak cinta hingga aku sesak gempita karenanya
Tertawa, tersenyum lalu berlalu

Peri kecil terbang tinggalkan sayap layu
Titip mimpi dan kecup jauhnya padaku
Menyeret harapan terkoyak pada angin yang membawanya pergi
Tuju damai yang belum pernah dirasa

Ia berkata, "sayap baru akan kukirimkan lagi padamu, biarkan aku pergi."
Dan aku tahu janjinya itu benar
Walau tak akan pernah sama rasanya.


by Venus Aretha on Tuesday, July 20, 2010 at 9:41pm



oke, jujur aja gue jarang banget nulis puisi 'selembut' itu. kata usth diana sih (anjrit, kangen banget sama guru ituuu :(( hiks apa kabarnya ya sekarang ..) puisi khas gue itu 'menusuk', 'gesit', penuh diksi dan diakhiri dengan ending yang kena banget. haha mungkin iya, mungkin juga enggak. toh tergantung yang nilai. kalo gue baca lagi puisi-puisi gue yang lama tuh asli bisa ngamuk ngamuk sendiri hahaha, "gila dulu gue lebay abis!" atau "mampuuus, sok romantis banget, masa gue suka dia dulu segitunya sih??" dst dst.

daan sudah beberapa bulan ini saya vakum. terakhir aku nulis puisi, poem lah, bahasa inggris soalnya, itu september 2010. pendek pula. dan yang bahasa indonesia itu akhir juli 2010, itupun request.

kenapa?

mungkin karena saya lagi bahagia. haha. dan kalo terlalu bahagia itu bikin puisi malah jadi rada norak. akhirnya beralih ke hal lain, menyelesaikan novel saya yang dulu terlantar, bikin beberapa cerpen, dan lebih fokus sama seni juga sih sekarang.

hiks maaf ya Sastra, aku berjanji akan kembali padamu secepatnya. tunggu aku!

p.s. bagi yang bilang noni penulis hebat, makasih banget, alhamdulillah. tapi jujur aja itu tuh nggak banget. berlebihan. liat aja posting ini nggak karuan :)) kadang gue, saya, aku, kadang inggris kadang indo. hash. oke, saya memang bukan orang yang terlalu organized *sigh* but i'll improve eventually :)



ciao!

2 comments:

dara.antares said...

hey awesome poet! you'll make it again one day, that skill of you have never run out, and never will :)

Venus Aretha said...

hope so TT
thanks anyway! :]

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...